Perbedaan Tanah Kavling dan Tanah Biasa yang Penting untuk Diketahui

Inilah perbedaan tanah kavling dan tanah biasa yang wajib diketahui sebelum terjun ke dunia investasi tanah. Pelajari dan analisalah perbedaannya

Perbedaan Tanah Kavling Dan Tanah Biasa - Kavling adalah sebidang tanah yang luas dalam petak-petak atau dalam petak-petak. Petak ini biasanya cukup untuk membangun satu rumah dengan berbagai ukuran. Tujuan dari persil tanah ini bervariasi dari membagikan warisan hingga mendapatkan bagian masing-masing. 

Ada juga tanah yang sedang dievaluasi untuk dijual kembali oleh pengembang atau pengembang. Nama lot ini berasal dari bahasa Perancis yang bisa diartikan sebagai tanah kosong di jalan buntu. Tanah Kavling ini biasanya memiliki bagian depan yang cenderung sempit, namun bagian belakangnya yang melebar. 

Namun, kondisi yang sempit dan berada di ujung jalan buntu ini bisa memberikan keuntungan tersendiri. Dari segi keamanan misalnya. Bangunan yang akan dibangun relatif akan menghadirkan suasana yang tenang dan jauh dari kebisingan. Nilai plus ini membuat lahan culdesak cocok untuk lokasi pemukiman.

perbedaan tanah kavling dan tanah biasa

Bentuk tanah ini memiliki kekurangan. Salah satunya adalah lahan untuk memarkir kendaraan. Lahan di depan rumah yang terbatas, seringkali menyulitkan penghuni untuk menempatkan satu atau bahkan dua mobil. Selain tempat parkir, pintu masuk gedung juga akan cukup sempit. Kavling rumah Jika membeli sebidang tanah di lokasi pemukiman, bisa dipastikan harga belinya lebih mahal dari pada tanah di sekitarnya di luar perumahan. 

Apa perbedaan tanah kavling dan tanah biasa?

Sepintas lalu, fakta ekonomi seperti itu tampaknya sulit dipahami bagi kebanyakan orang. Namun, sebenarnya banyak faktor yang membuat harga tanah di perumahan hampir satu setengah kali lipat dari harga tanah di luar perumahan. Selain faktor persepsi, terutama karena logika ekonomi.

Harga jual tanah kavling 

Anehnya, meski harga jualnya lebih tinggi, lahan di kawasan pemukiman masih banyak diminati. Yang lebih mengherankan, meskipun pembeli menyadari adanya selisih harga yang lebih tinggi, prioritas pilihannya tetap jatuh ke tanah di dalam kawasan pemukiman. Mungkin bisa dimaklumi, karena meski harga beli lebih tinggi, harga jual kembali jika suatu saat dilepas ke pihak lain tetap akan menguntungkan. 

Logika ekonomi berlaku, selama tetap menguntungkan, maka perolehan harga awal yang tinggi tidak akan menjadi masalah. Di banyak kota besar, Jakarta, misalnya, semakin tinggi harga tanah di kawasan pemukiman dibandingkan dengan tanah di luar perumahan semakin terlihat dan mencolok. Meski berdekatan, tanah di luar kawasan terpadu "Alam Sutera" misalnya, harganya tidak akan mencapai setengah dari harga tanah di kawasan "Alam Sutera" yang saat ini tidak kurang dari Rp 6 juta per meter.

Sebagai bahan pertimbangan sebelum Anda memutuskan untuk membeli tanah

Pertama, tanah di kawasan perumahan memiliki legalitas yang lebih lengkap dan aman, melindungi pemiliknya dari pada tanah biasa. Penjelasannya, selain legalitas pokok berupa Sertifikat Hak Milik (SHM) kawasan pemukiman yang dijual oleh pengembang berbadan hukum, sudah dipastikan pengembang memiliki Izin Pemanfaatan Lahan (IPT). 

Izin yang dikeluarkan oleh kepala daerah tingkat II, bupati, tentang peruntukan, perubahan, atau konversi lahan untuk perumahan. Kedua, lahan di dalam kawasan perumahan harus didukung dengan infrastruktur yang memadai. Jalan lingkungan yang disusun berdasarkan denah blok, saluran drainase, jaringan listrik, jaringan PDAM, serta taman lingkungan, ruang terbuka, pintu masuk rumah konseptual, dan lain-lain merupakan fasilitas khas kawasan pemukiman. 

Dengan sendirinya, standar dan fasilitas pendukung tersebut membuat nilai ekonomi semakin tinggi. Ketiga, lahan di kawasan perumahan merupakan lahan matang yang efektif. Artinya, sebidang tanah yang dijual semula berasal dari luas penuh sebelum dikurangi oleh Fasum dan Fasos yang berjumlah 40% dari total luas tanah asli. 

Kondisi ini otomatis membebani lahan efektif yang sudah menjadi kavling efektif dari segi harga. Namun, Fasum dan Fasos sendiri pada gilirannya juga menjadi nilai tambah bagi perekonomian daerah. Menjadikan kawasan lebih tertata, nyaman untuk ditinggali dan memberikan ruang interaksi bagi penghuni selanjutnya. Demikian ulasan tentang perbedaan tanah kavling dan tanah biasa semoga bermanfaat.